Email Subscription box byLatest Hack

15 February 2013

Surat Yang Tak Pernah Terkirim

Dear,

Surat putus ini aku tulis disini karena event #7HariMenulisSuratPutus sudah lewat. Sayang, postingan ini tak pernah matang untuk terkirim, padahal aku ingin sekali surat ini terpampang dan terbaca olehmu. Walau begitu, kau bisa membacanya disini.

Ini aneh, kenapa aku mau menulis untukmu? Kita kan tak pernah jadian? Kita? Ah, aku sudah lama tidak menggunakan kata itu untuk kau dan aku. Terakhir aku gunakan itu pada sebuah puisi yang hanya kau dan aku yang tahu. Puisi itu masih ada di blog khusus yang kubuatkan, dimana ia bersanding dengan 2 puisimu yang lain. Aku jarang mengunjungi mereka lagi, sejarang kau singgah di BBM-ku.

Aku kehilanganmu, agar kau tahu. Kita sepertinya sudah tak sama. Mungkin karena kita sudah tidak meminum kopi yang sama. Bukan kita, kamu. Aku masih selalu mengecap rasa yang kau kenalkan padaku. Yang kuberi nama rindu. 

Rindu itu tak pernah enak, jujur. Kamu haru menahan keinginan yang amat sangat sampai rasanya penuh di kepala. Seperti saat aku menahan diri untuk tak memfollow twittermu begitu mendapati kau juga aktif di jejaring sosial yang satu itu. Seperti aku tak tahan untuk menegurmu tiap kita bertemu di takeway cafe tempat biasa kita melempar pandang diam-diam. Atau seperti menahan diri untuk duluan menggubrismu lewat media apapun seperti beberapa minggu ini. Mungkin karena itu, aku mulai menulis lagi untukmu.

Sejak awal bertemu, kita sudah saling menghabiskan waktu dengan orang lain. Tapi tak pernah hilang seperti ini. Ah, maaf. Saat itu aku hilang, aku khilaf. Ia memaksaku tak menghubungimu lagi. Tapi kau sudah mengerti itu sejak kujelaskan. Sejak bertemu lagi, kita lebih banyak berinteraksi. Kau berubah. Makin dewasa dengan semua rencana masa depanmu. Aku makin terbawa padamu karenanya. Tapi apa mau dikata, bukan aku disana. Mungkin ini hukumannya karena aku menghilang dulu.

Kita bukan apa-apa, kita tak pernah menjadi apa-apa. Tapi aku ingin agar kau ingat satu hal. Jika suatu saat kau ingin pergi dan tak pulang lagi, ingatlah, berapa gelas tiramisu yang kuhabiskan untuk menunggumu di tempat itu.

Tre, I miss u. . .

*) surat-surat lain saya bisa kamu baca di http://nokturnalinea.com tagar #7HariMenulisSuratPutus

0 comments:

Post a Comment